Perbedaan Chemical Anchor dan Mechanical Anchor yang Wajib Anda Tahu

Dalam konstruksi modern, anchor atau angkur adalah salah satu komponen penting yang berfungsi untuk menghubungkan elemen struktur dengan beton. Dengan adanya anchor, komponen seperti baja, mesin, maupun instalasi konstruksi lainnya dapat dipasang dengan kuat dan aman pada beton.
Meski ukurannya tidak sebesar balok atau kolom, anchor memiliki peran vital dalam kekuatan struktur secara keseluruhan. Salah memilih jenis anchor bisa berakibat fatal, mulai dari sambungan yang cepat longgar hingga potensi keruntuhan pada struktur. Karena itu, memahami perbedaan jenis anchor—khususnya mechanical anchor dan chemical anchor—adalah langkah penting agar hasil konstruksi tidak hanya kuat, tapi juga aman dalam jangka panjang.
Apa Itu Mechanical Anchor?
Mechanical anchor adalah jenis angkur yang mengandalkan ekspansi mekanis untuk menempel kuat pada beton. Prinsip kerjanya sederhana: saat baut dikencangkan, bagian ujung anchor akan mengembang (expand) sehingga menekan dinding lubang beton dan menciptakan ikatan mekanis yang kuat.
Contoh Penggunaan Mechanical Anchor
- Railing tangga dan balkon yang membutuhkan pengikat praktis.
- Rak penyimpanan pada gudang.
- Mesin ringan atau peralatan yang tidak menimbulkan getaran besar.
- Konstruksi sementara, karena mudah dilepas kembali.
Kelebihan Mechanical Anchor
- Proses pemasangan cepat dan tidak membutuhkan waktu tunggu.
- Harga relatif lebih murah dibanding chemical anchor.
- Praktis untuk pekerjaan ringan hingga menengah.
Kekurangan Mechanical Anchor
- Kekuatan terbatas pada beban berat atau beban dinamis.
- Tidak cocok pada beton yang retak atau rapuh.
- Rentan longgar bila terkena getaran terus-menerus.
Apa Itu Chemical Anchor?
Chemical anchor adalah sistem penanaman angkur pada beton dengan menggunakan resin khusus (biasanya epoxy, vinylester, atau polyester). Prosesnya adalah dengan mengebor beton, mengisi lubang dengan resin, lalu memasukkan batang baja atau angkur. Resin kemudian mengeras dan menyatu dengan beton sehingga tercipta ikatan kimia yang sangat kuat.
Kelebihan Chemical Anchor
- Kekuatan lebih tinggi dibandingkan mechanical anchor.
- Mampu menahan beban statis maupun dinamis.
- Bisa digunakan pada beton retak maupun kondisi kelembaban tinggi.
- Tahan terhadap korosi, bahan kimia, minyak, serta getaran.
- Memberikan fleksibilitas untuk berbagai diameter dan kedalaman angkur.
Kekurangan Chemical Anchor
- Harga relatif lebih mahal.
- Proses pemasangan membutuhkan waktu lebih lama karena resin harus mengeras.
- Harus dipasang oleh aplikator berpengalaman agar hasil maksimal.
Bidang Konstruksi yang Sering Menggunakan Chemical Anchor
- Gedung bertingkat dengan kebutuhan beban struktural tinggi.
- Jembatan dan infrastruktur yang menahan getaran kendaraan.
- Pabrik dan area industri dengan mesin-mesin berat.
- Proyek retrofit atau perkuatan struktur lama.
Perbedaan Utama Chemical Anchor vs Mechanical Anchor
Untuk memudahkan pemahaman, berikut perbandingan keduanya:
Aspek | Mechanical Anchor | Chemical Anchor |
Prinsip Kerja | Ekspansi mekanis | Ikatan kimia dengan resin |
Kekuatan | Sedang, cocok untuk beban ringan/menengah | Sangat tinggi, ideal untuk beban berat |
Fleksibilitas | Kurang fleksibel, hanya pada beton padat | Bisa digunakan pada beton retak/rapuh |
Daya Tahan | Rentan longgar karena getaran | Tahan getaran, kelembaban, dan korosi |
Biaya | Lebih murah | Lebih mahal |
Instalasi | Cepat, praktis, tanpa waktu tunggu | Perlu waktu curing resin |
Contoh Aplikasi | Rak, railing, mesin ringan | Gedung tinggi, jembatan, mesin berat |


Kapan Harus Memilih Chemical Anchor?
- Saat membutuhkan ikatan sangat kuat untuk proyek besar.
- Bila kondisi beton sudah retak atau lembab.
- Jika konstruksi akan menanggung beban dinamis (getaran, tekanan tinggi).
Kapan Harus Memilih Mechanical Anchor?
- Untuk pekerjaan sederhana dengan beban ringan.
- Jika membutuhkan instalasi cepat dan hemat biaya.
- Pada konstruksi yang sifatnya sementara
Kesalahan Umum dalam Pemilihan Anchor
Banyak kegagalan konstruksi terjadi akibat salah memilih jenis anchor. Misalnya, penggunaan mechanical anchor untuk mesin industri berat yang bergetar terus-menerus dapat menyebabkan anchor longgar, lalu mesin bergeser dan berpotensi merusak struktur. Sebaliknya, menggunakan chemical anchor pada pekerjaan sederhana seperti rak gudang justru membuat biaya membengkak tanpa alasan.
Kesalahan lain yang sering terjadi adalah proses pemasangan yang tidak sesuai standar. Pengeboran yang tidak tepat, lubang yang tidak dibersihkan, atau dosis resin yang salah bisa menyebabkan ikatan chemical anchor tidak maksimal. Karena itu, sangat penting untuk melibatkan aplikator berpengalaman dalam pemasangan anchor.
Hubungi kami
Baik mechanical anchor maupun chemical anchor sama-sama memiliki fungsi penting dalam konstruksi, tetapi perbedaan cara kerja, kekuatan, serta fleksibilitas membuat keduanya memiliki bidang aplikasi masing-masing. Mechanical anchor lebih cocok untuk pekerjaan cepat dengan beban ringan, sementara chemical anchor adalah pilihan tepat untuk proyek besar yang membutuhkan kekuatan, daya tahan, dan keandalan jangka panjang.
Jika Anda membutuhkan anchor untuk proyek konstruksi, pastikan memilih jenis yang tepat dan dipasang oleh tenaga ahli. Kami menyediakan layanan pemasangan chemical anchor dan mechanical anchor berkualitas tinggi, dengan tenaga profesional berpengalaman dan produk original yang terjamin kekuatannya.
Hubungi kami sekarang di 0813-8003-0515 untuk konsultasi gratis dan layanan pemasangan terbaik. Dengan tim ahli yang berpengalaman, kami siap memberikan solusi tepat agar konstruksi Anda lebih aman, kuat, dan tahan lama.
Baca juga mnegenai Jasa Pasang Angkur Hilti – Harga Pasang Angkur Pertitik
Perbedaan Chemical Anchor dan Mechanical Anchor yang Wajib Anda Tahu oleh Chemical Anchor Indonesia || Cari tahu perbedaan chemical anchor dan mechanical anchor untuk konstruksi Anda. Konsultasi gratis hubungi 0813-8003-0515